Kamis, September 17, 2009

ETIKA

Beberapa waktu belakangan ini telah terdengar berita mengenai pengiriman atau impor kondom bekas dan kadaluarsa yang berasal dari Jerman ke Jakarta. Kondom-kondom tersebut didaur ulang menjadi aksesoris rambut. Pengiriman kondom-kondom tersebut tidak dalam jumlah yang sedikit, tetapi sebaliknya dalam jumlah yang sangat banyak dan kondisi tersebut dapat dikatakan termasuk limbah klinis. Pada tanggal 12 Desember 2007, pukul 09.45 WIB, ditemukan tumpukan kondom bekas pakai dengan bau yang sudah tidak sedap dalam sebuah kontainer yang diimpor PT RRT dan ditahan oleh Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok. Disinyalir kondom bekas dan kadaluarsa tersebut akan digunakan untuk memproduksi karet rambut dan aksesoris rambut lainnya.

Sebenarnya mengimpor kondom bekas dan kadaluarsa serta menjadikannya aksesoris rambut memang tidak diperbolehkan. Harga penjualan aksesoris rambut yang sudah didaur ulang memang dapat dikatakan relatif murah tetapi bagaimanapun juga hal tersebut tidak sebanding dengan bahaya yang ditimbulkan bila kondom-kondom tersebut terjangkit virus seperti HIV/AIDS dan penyakit kelamin lainnya.
Mengimpor kondom-kondom bekas dan kadaluarsa bukan saja merupakan limbah klinis dan penyebab terjangkitnya penyakit berbahaya tetapi juga merupakan pelanggaran etika dalam bidang bisnis dimana seharusnya etika itu sendiri harus diperhatikan karena etika mengandung unsur benar, salah, baik, buruk, serta tanggung jawab terhadap suatu hal. Dalam bisnis, etika juga diperlukan agar relasi bisnis dapat berlangsung dengan baik. Jika etika ada dalam bisnis, seharusnya dapat memperhatikan serta akrab dengan lingkungan dan tidak menyetujui pelanggaran lingkungan. Tetapi dalam kasus impor kondom bekas dan kadaluarsa, justru dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena dianggap sebagai limbah klinis dan membahayakan masyarakat yang memakai aksesoris rambut hasil daur ulang dari kondom- kondom tersebut karena memungkinkan adanya penularan penyakit berbahaya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar