Kamis, September 17, 2009

Management Sastra

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan penyertaan-Nya lah karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami juga tidak lupa berterima kasih kepada Bapak Antonius Tampubolon yang turut membantu kami dalam memecahkan berbagai masalah rumit yang kami temui pada saat pembuatan karya tulis ini berlangsung dan tentunya berbagai pihak yang telah turut andil namun namanya tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

KFC merupakan salah satu franchise makanan cepat saji yang sukses di Indonesia. KFC mendirikan outlet pertamanya di Indonesia pada tahun 1979. Dengan berjalannya waktu dimana peran media internet kini mulai berpengaruh dalam bidang pemasaran sebuah produk dan KFC ikut andil dalam fenomena ini. KFC memiliki websitenya sendiri dalam rangka memasarkan dan memperluas segmentasi pasarnya lewat website ini, yaitu www.kfc.com. Sebagai waralaba kelas wahid, KFC tidak luput dari berbagai permasalahan. Masalah yang paling mengguncang pasar KFC adalah ketika isu flu burung atau SARS merebak di dunia, terutama di benua Asia, contoh Indonesia, Thailand, China, Hong Kong, Taiwan, dll.

Dengan penyajian yang kami buat sevariatif mungkin, kami berharap para pembaca dapat menikmati karya tulis ini. Dengan harapan karya tulis ini mampu menjadi pedoman atau bahkan bekal kehidupan di hari yang akan datang.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan karya tulis ini sangat kami nantikan. Akhir kata, “Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna”. Selamat membaca.


Jakarta, April 2009


Penulis
Company Profile
KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket.

Col. Sanders mulai menjual ayam gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya tidak menggunakan nama tersebut). Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997, Tricon terpisah dari PepsiCo.

Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah PT. Fastfood Indonesia, Tbk yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC pertama di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.

Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.

Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.

Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya, posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300 di Cireundeu pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp. 1,590 triliun.

Produk unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di Indonesia. Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga menawarkan Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan, Colonel Yakiniku. Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu seperti Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan ‘Goceng’, yakni beberapa varian menu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah kepada konsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.
Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan, mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei rutin yang disebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management System (CMS), yang dilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis restoran cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih menempati posisi tertinggi di benak konsumen untuk ‘Top of Mind Awareness’, dibandingkan dengan merek utama lainnya. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan yang diharapKinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya salah satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada tahun 2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang kontinu melalui strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua digit yang konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugrahi Perseroan berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit dari Yum! Restaurants International.

Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah konsumen. Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik, dedikasi dan loyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen, memastikan Perseroan dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan memberikan perbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di restoran-restoran KFC, memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin kesinambungan proses dan hubungan antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang konsisten, akan secara pasti membangun KFC bukan saja menjadi merek yang paling digemari di Indonesia, juga KFC sebagai sebuah perusahaan yang hebat.

KFC mengganti logo perusahaannya pada tahun 2006.






















Problem Solving

Time Context :
Merebaknya isu flu burung terjadi pada tahun 2004 cukup mengguncang penjualan KFC di dunia karena seperti yang kita ketahui bahwa bahan utama produk KFC adalah ayam potong dimana ayam merupakan salah satu media utama penyebaran virus flu burung.

View Point :
Kami tidak dapat menunjuk siapa yang bertanggung jawab dengan merebaknya isu flu burung ini tetapi menurut pendapat kami Departemen Marketing KFC turut berperan dalam meningkatkan kembali penjualan KFC serta memulihkan kepercayaan konsumen terhadap brand image KFC yang selalu menyajikan ayam yang layak dikonsumsi.

Central Problem :
Merebaknya isu penyebaran virus H5N1 (virus flu burung / SARS) melalui media unggas salah satunya adalah ayam.

Objective :
• Must :
Memperbaiki brand image KFC di mata publik sebagai restoran cepat saji yang menyediakan ayam yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.
• Want :
Kembalinya kepercayaan konsumen terhadap brand image KFC dan meningkatnya penjualan yang sempat terganggu akibat isu flu burung tersebut.

Area of Consideration :
• Internal :
Memastikan bahwa semua produk KFC diproses dengan cara yang tepat, salah satunya adalah dengan menggoreng ayam dalam minyak bersuhu 171’ Celcius dengan alasan, virus flu burung akan mati di atas suhu 80’.

• External :
Management KFC menggandeng Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian untuk meyakinkan masyarakat bahwa ayam masih aman untuk dikonsumsi apabila dimasak dengan cara yang tepat.

Alternative Course of Action :
1. Pihak management KFC menjalin kerja sama dengan Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian untuk melakukan kampanye bersama agar masyarakat tak perlu takut untuk menkonsumsi daging ayam asalkan dimasak dengan cara yang benar dan tepat. Selain itu, pihak KFC mencantumkan logo aman dikonsumsi bagi setiap produknya dan logo tersebut diperoleh bersamaan dengan kampanye yang pihak KFC adakan bersama dengan Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian.
2. Memproduksi iklan yang menampilkan bagaimana cara KFC memproses ayam-ayam mereka hingga layak dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
3. Di setiap outlet KFC diletakkan banner yang menginformasikan bahwa produk KFC selalu diproses dengan cara yang aman.

Alternative Course of Action # 1.

Action Plan :
1. Memperbanyak menu paket murah sehingga dapat menarik minat konsumen, salah satunya adalah produk GOCENG dan KFC attack yang berlaku pada jam-jam tertentu dan memasarkannya melalui media internet karena jangkauannya yang luas.
2. Mengadakan undian berhadiah, seperti undian tamasya ke luar negeri, undian mobil dan hadiah menarik lainnya sehingga antusiasme konsumen meningkat.
3. Mengadakan ajang pencarian bakat bagi band-band indie dan KFC juga turut mensponsori pembuatan album bagi band yang menang sehingga KFC dapat mempromosikan secara langsung melalui band tersebut.
4. Menyediakan fasilitas Wi-fi pada outlet-outlet KFC mengingat merebaknya internet sekarang ini.



Kesimpulan :

Media internet sangat berperan penting dalam banyak hal dan salah satunya adalah dalam dunia pemasaran. Dalam kasus yang telah kami sebutkan, kami mengambil kesimpulan bahwa media internet sangat membantu dalam memasarkan dan mengiklankan produk serta citra sebuah brand. Hal tersebut disebabkan karena internet mempunyai jangkauan yang sangat luas serta sedang merebaknya media internet di berbagai kalangan sehingga banyak orang dapat mengetahui banyak hal melalui internet.































Subject : Management Strategies
Lecturer : Mr. Antonius Tampubolon
Topik : Peranan Pemasaran melalui Media Internet




Prepared by:

Audrey (2007110072)
Maria Helen (2007110100)
Melany Sugiarti (2007110518)
William (2007110858)
Winna (2007110026)

MKT 11-3C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar